Apa kabar, Harvard’s
Friends.. Semoga kalian masih selalu bersemangat, yaa. Oke. Coba lirik judul
diatas, friend? Ada yang tau ngga? Awas, kalo nda sampai ngga tau, bisa berabe
jadinya! Character Building. Yah. Pendidikan karakter. System pendidikan
Indonesia secara umum masih menitikberatkan pada kecerdasan kognitif semata.
Liat saja, sekolah-sekolah kita yang selalu disibukkan dengan ujian mid, ujian
akhir, ujian nasional. Akibatnya apa? Tentu saja, siswa-siswa belajar, tujuannya
bukan untuk memperdalam ilmu, tapi untuk mengejar nilai dan ijazah. Sepakat,
friend?
Apa jadinya yah? Kalau
misalkan generasi-generasi yang dilahirkan dari bangku sekolah adalah generasi
yang hanya mengejar nilai, namun tidak memiliki karakter yang bagus. Bagaimana
caranya untuk bisa melepas Negara kita dari berbagai masalah. Hm, pantas aja
tawuran dan anarkis merebak dimana-mana. Itu semua dimulai dari penanaman
nilai-nilai dan kebiasaan yang buruk yang dibawa sejak dini. Makanya, muncul
pendidikan karakter sebagai upaya untuk membangun dan membentuk karakter
unggul.
Pendidikan karakter itu
diperkenalkan oleh Thomas Lickona sejak tahun 1900-an. Gara-gara
tulisan-tulisannya itu, ia menyadarkan dunia Barat akan pentingnya pendidikan
karakter. Menurutnya, pendidikan karakter mengandung 3 unsur pokok, yaitu
mengetahui kebaikan (knowing the good),
mencintai kebaikan (desiring the good),
dan melakukan kebaikan (doing the good).
Friend, coba bayangin deh.. seandainya
semua siswa di seluruh Indonesia, ataupun se-Dunia sekalipun mengintegrasikan
pendidikan karkter. Wuiihh, Pasti, rasanya Negara kita adem, deh, Hihihi!
Nah, sekarang tujuan kita
adalah….
Membangun Pendidikan
Karakter! Sekarang singsingkan lenganmu, pasang erat pita didahimu
(sadaaapppp), kepalkan tanganmu, dan katakan KAMI ….. BERKARAKTER.
(Semangat 45)
(Semangat 45)
Oke, demikianlah sajian
HarvardSchool untuk kali ini.
Thanks.
0 komentar:
Posting Komentar